Taman Alam Lumbini
Pagoda yang Menggoda di Sumatera
Utara
By may
lenny damanik
Buat
apa jauh-jauh ke luar negeri kalau bisa mendapatkannya di negeri sendiri? Buat
apa memperkaya devisa Negara lain kalau bisa memperkenalkan wisata negara kita
ke khalayak internasional? Yang dimaksudkan di atas adalah tentunya wisata yang
ada di negara kita sendiri. Bila Anda berkunjung ke Medan, disarankan jangan
berhenti sampai di kota itu saja, sebab Anda bisa mengeksplorasi daerah-daerah
lain di luar Medan yang menawarkan atraksi wisata yang luar biasa. Diantaranya
bisa Anda temukan di Tanah Karo.
TAMAN LUMBINI
Terletak di Desa Tongkoh, Kecamatan Dolatrayat, Kabupaten Karo, terdapat sebuah atraksi wisata yang membuat Anda tidak merasa di Indonesia. Destinasi wisata ini adalah Taman Alam Lumbini. Letaknya 50 km dari Medan, memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan dengan berkendara, sangat dekat dengan tujuan wisata lainnya, yaitu Berastagi.
Untuk masuk ke kawasan Taman Alam Lumbini, kita tidak akan dipungut biaya untuk tiket masuk sepeser pun. Bagi setiap pengunjung yang memasuki lokasi Taman Alam Lumbini hanya diminta untuk mengisi buku tamu yang terdapat di depan gerbang masuk. Namun tenang saja, karena objek tujuan wisata ini dikelola dengan manajemen profesional. Objek wisata ini sudah memperlengkap diri dengan fasilitas penunjang yang akan menyamankan para pengunjung yang datang untuk berwisata ke tempat ini.
Taman Alam Lumbini seluas 3 hektar ini memiliki beberapa keistimewaan yang menarik para wisatawan untuk berkunjung. Yang paling menjadi magnet bagi para wisatawan untuk datang ke Taman Alam Lumbini adalah keberadaan replika Pagoda Shwedagon yang berada di Myanmar. Pagoda yang terdapat di Taman Alam Lumbini ini merupakan replika tertinggi kedua yang berada di luar Myanmar, dan merupakan pagoda tertinggi di Indonesia. Pagoda ini telah dibuka untuk umum sejak 2010.
Untuk menuju ke Pagoda ini, Anda akan melewati sebuah jembatan gantung sebagai infrastruktur penyebarangan yang dipadukan dengan puluhan lentera yang bergelantungan. Jembatan gantung sepanjang 20 meter ini dikenal dengan nama Titi Lumbini. Di bawahnya terdapat taman yang indah yang ditata dengan apik dan menarik, sebagai harmonisasi dari suasana hutan alam di sekelilingnya. Udara yang sejuk juga akan selalu mengiringi jalan-jalan Anda menuju Pagoda yang pastinya sudah Anda nanti-nantikan. Ini akan menjadi jalan-jalan yang berkesan.
Sesampainya di area Pagoda,kita seolah disambut oleh kemegahan Replika Pagoda Shwedagon yang bercat emas dengan arsitektur yang begitu indah. Relief-relief unik dan patung-patung Buddha menghiasi bangunan utama Pagoda ini. Di sebelah kiri bangunan utama Pagoda, terdapat sebuah menara yang memiliki puncak berbentuk bekisar. Di bawahnya terdapat hiasan sulur berupa gelang-gelang emas sepanjang 1,5 meter. Di puncak Pagoda, terdapat puluhan lonceng sebagai penghias yang akan berdentang jika tertiup angin.
Pagoda |
Berada di sekitar Pagoda ini membuat Anda berasa seperti di luar negeri. Bagi Anda yang tidak beragama Buddha, Anda bisa berfoto di pagoda ini, sedangkan bagi Anda yang beragama Buddha, tempat ini dapat menjadi tempat persembahyangan yang menenangkan dan menenteramkan. Untuk masuk ke dalam Pagoda, para pengunjung harus melepas alas kakinya. Aturan lain seperti tidak boleh memotret dengan kamera handphone jika berada di dalam Pagoda dan tidak boleh makan atau minum selama berada di areal Pagoda merupakan aturan umum yang harus dipatuhi oleh para pengunjung.
Seperti halnya berada di dalam tempat ibadah Buddha lainnya, Anda akan langsung mencium harumnya bakaran hio. Suasana di dalam Pagoda begitu teduh dan tenteram. Walaupun pengunjung banyak, tetapi mereka mampu dengan kesadarannya menjaga ketenangan di tempat itu layaknya tempat beribadah lainnya. Di dalam Pagoda, tepat di tengah-tengah ruangan, Anda dapat melihat empat patung Buddha yang terbuat dari marmer.
Jika Anda sudah puas berkeliling di sekitar Pagoda, Anda bisa mengunjungi taman yang berhiaskan berbagai macam bunga dan pohon yang tertata rapi. Patung-patung bikhu mempercantik taman ini. Hijau dedaunan dan suasana alam akan menemani jalan-jalan Anda diobjek wisata ini. Sudah siap menjelajah Nusantara?
DESA LIMGGA
Dulu desa Lingga terbagi dalam beberapa sub desa yang disebut kesain. Satu kesain dihuni oleh sekelompok warga dengan merga yang sama. Sehingga nama kesain diambil dari nama merga yang menghuni kesain tersebut. Ada dua belas kesain di Lingga yang terdiri dari sembilan kesain sebagai sub-sub merga Sinulingga yang merupakan bagian dari merga Karokaro dan ada tiga kesain dari Ginting Manik, Ginting Munte dan Tarigan.
Desa Lingga |
Desa Lingga dulu merupakan bekas kerajaan Lingga yang dipimpin oleh seorang raja yang bergelar Sibayak Lingga. Istilah raja disini bukan raja yang berdaulat atas sebuah kerajaan tetapi berdaulat hanya untuk sebuah kuta atau kampung. Sebagai sebuah kuta Lingga masih memiliki beberapa bangunan bersejarah seperti beberapa rumah adat, jambur, geriten, lesung, sapo page (sapo ganjang) dan museum Karo Lingga.
Semua bangunan di Lingga kecuali jambur dan museum berupa rumah panggung yang terbuat dari kayu dan beratap ijuk.
Air terjun Sipiso-piso terletak di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Indonesia. Kecamatan ini berada sekitar 24 km dari Kota Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo.
Air Terjun Sipiso-piso merupakan sebuah
kawasan wisata alam yang terletak tidak jauh dari permukiman masyarakat Desa
Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatra Utara. Dapat
dibilang, mengunjungi desa ini tidak berbeda dengan berwisata ke Air Terjun
Sipiso-piso. Secara geografis, Desa Tongging berada di dataran lebih rendah,
sementara Air Terjun Sipiso-piso terletak di perbukitan yang lebih tinggi dari
Desa Tongging. Air terjun ini berada di ketinggian lebih kurang 800 meter dari
permukaan laut (dpl) dan dikelilingi oleh bukit yang hijau karena ditumbuhi
hutan pinus. jarak sejauh 35 km dari kota wisata terkenal di Indonesia, Kota
Berastagi, Kabupaten Karo, dan hanya memerlukan sekitar 45 menit dari Kota
Medan, Ibukota Provinsi Sumatra Utara, Air Terjun Sipiso-piso terbukti mampu
mengangkat reputasi Kabupaten Karo sebagai salah satu daerah tujuan pelancong
domestik maupun mancanegara. Tonggo Simanungsong, seorang pecinta wisata,
mengatakan bahwa wisatawan mancanegara yang banyak mengunjungi Air Terjun
Sipiso-piso berasal dari Malaysia, Singapura, Prancis, dan Belanda.
Sebelum menikmati air terjun dari dekat,
saya akan disuguhi pemandangan indah
Tanah Karo dari gardu pandang yang ada di puncak bukit, titik pangkal aliran
air terjun Sipiso-piso. Dari puncak bukit yang mengitari Air Terjun Sipiso-piso
ini pula saya dapat menyaksikan keindahan lansekap Danau Toba, sebuah danau
vulkanik terbesar di dunia.
Setelah itu, untuk menjelajahi keelokan
alam Sipiso-piso dari dekat, saya harus menyusuri punggung bukit melalui
ratusan anak tangga kecil yang telah disediakan untuk turun dan mendekati air
terjun tersebut. Jajaran anak tangga yang telah dipersiapkan itu merupakan
jalan utama yang aman.
Sesampainya di bawah,saya dapat memandang ke arah bukit-bukit kecil
yang ada di hadapan saya. Ketakjuban saya akan tingginya bukit-bukit tersebut
akan dibarengi dengan suara gemuruh percikan ribuan butiran air yang memantul
dari titik jatuhnya air. Karena air terjun ini memiliki ketinggian 120 meter
atau sekitar 360 kaki sebelum mengalir ke Danau Toba, maka banyak orang yang
pernah berkunjung ke tempat ini mengatakan besaran butiran percikan air jatuh
di Sipiso-piso lebih besar dari Air terjun Sigura-gura—sebuah daerah wisata
alam terkenal di Sumatra Utara.
Sampai kelokasi air terjun sipiso-piso |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar