DESA LINGGA KAB. KARO
- Sejarah Desa Lingga
Desa Lingga merupakan bekas kerajaan Tanah Karo,yang dipimpin oleh
seorang raja yang bergelar Sibayak Lingga. Sibayak Lingga yang pertama masih
memiliki hubungan keluar dengan raja Linge di Gayo.
Desa Lingga tidak dapat terlepas dari adanya kerjaan Lingga yang asalnya
dari keturunan Pak-Pak (Dairi) yang pertama ditempati dikuta Suah dilembah uruk
Gungmbelin.
Pada zaman Belanda, Kesibayaken Lingga membawahi enam urung (kerajaan
kecil) yaitu :
- Urung XII kuta berpusat di Kabanjahe
- Urung si III kuru berpusat di Lingga
- Urung Naman berpusat di Naman
- Urung Tiga Pancur berpusat di Tiga Pancur
- Urung Teran berpusat di Batukarang
- Urung Tiganderket berpusat di Tiganderket
Desa Lingga merupakan perkampungan Batak Karo yang unik,yang memiliki
rumah-rumah adat yang diperkirakan berumur 250 tahun dan kondisinya masih
kokoh.Rumah tersebut dihuni oleh beberapa keluarga yang masih memiliki hubungan
kekerabatan.Objek wisata budaya terdapat di Desa Lingga sekitar 16 Km ke arah
Selatan Kota Berastagi.
Berikut rumah-rumah adat Desa Lingga dan keterangannya :
- Geriten
Geriten merupakan tempat penyimpanan kerangka jenazah keluarga/nenek
moyang (leluhur).
- Jambur
Jambur merupakan tempat penyelenggaraan pesta, tempat musyawarah, tempat
mengadili orang-orang yang melanggar perintah raja dan adat yang berlaku dan
merupakan tempat tidur bagi pemuda-pemuda selain Sapo Ganjang.
- Sapo Ganjang
Sapo Ganjang didirikan pada tahun ± 1870, digunakan sebagai tempat
musyawarah rungu dan penyimpanan padi.
- Rumah Belang Ayo
Rumah Belang Ayo merupakan rumah untuk keluarga yang memiliki hubungan
kekerabatan,dimana didalamnya terdapat 8 buah pintu yang artinya 1 pintu untuk
1 keluarga,berarti 8 pintu terdapatlah 8 keluarga didalamnya. Terdapat 4 tungku
sebagai tempat memasak.
- Rumah Adat Gerga
Rumah Gerga merupakan salah satu rumah adat Desa Lingga yang didalamnya
terdapat 12 jabu/keluarga didirikan pada tahun ± 1860. Didalam Rumah Gerga
ini,terdapat 12 pintu yang artinya 1 keluarga 1 pintu.Awalnya rumah Gerga ini
dihuni oleh 12 keluarga,namun saat ini hanya dihuni oleh satu keluarga yaitu
Bapak Tarigan dengan Ibu Januarita Sitepu. Rumah Gerga terdiri dari dua lantai
yaitu lantai pertama digunakan untuk tempat binatang, dan yang bagian atas
sebagai tempat berkumpulnya keluarga. Rumah Gerga ini memiliki simbol kepala
kerbau yang artinya penolak bahaya.Rumah Gerga ini sudah pernah direnovasi oleh
pemerintah setempat dan biaya-biaya seperti air, listrik dll,dibiayai oleh
pemerintah,namun tidak sembarang orang yang tinggal dirumah Gerga
tersebut,hanya orang yang memiliki hubungan kekerabatanlah yang bisa tinggal di
rumah Gerga.
- Daftar Gambar Rumah Adat Desa Lingga
Reported by :
Lestari Panjaitan
Lisma Thuwel Af Samaloisa
Maria Magdalena Silaban
Martha Sipangkar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar