Rabu, 04 Juni 2014



AIR TERJUN SIPISO-PISO
2.1 Data Hasil Penelitian
            Waktu             : Kamis, 22 Mei 2014/ 10.25 WIB     
            Tempat            : Air Terjun Sipiso-piso, Desa Tongging, Kecamatan Merek,
  Kabupaten Karo, Propinsi Sumatra Utara.

2.2 Isi Laporan
            Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan di Air Terjun Sipiso-piso, Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatra Utara, kami mendapatkan informasi sebagai berikut :
            Sebelum membahas mengenai Air Terjun Sipiso-piso, ada baiknya kita mengetahui sejarah singkat terbentuknya Danau Toba yang dimana Air Terjun Sipiso-piso berada di tepi Danau Toba tersebut.

2.2.1 Sejarah Danau Toba
            Danau Toba terbentuk oleh sebuah letusan gunung api terbesar sepanjang sejarah dunia dalam + 2 juta tahun terakhir yaitu pada 74.000 tahun yang lalu. Letusan ini dikenal dengan super volcano dengan Volcanic Eruption Index (VEI) 8. Letusan tersebut diperkirakan memuntahkan rempah gunung api mencapai 2800 km3 dimana 2000 km3 diantaranya adalah abu vulkanik yang tertiup angin ke Barat dan menyebar ke separuh bumi, bahkan terekam sampai ke Kutub Utara (Rose & Chesner, 1991).
            Kejadian ini menyebabkan kematian missal dan kepunahan beberapa species. Menurut beberapa DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia (Petragilia, dkk. 2007). Letusan ini juga ikut menyebabkan terjadinya musim dingin yang berkepanjangan (volcanic winter) yang mengakibatkan kematian missal baik langsung mapupun akibat bencana kelaparan dan punahnya beberapa species flora dan fauna. Ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler dimana terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan dibawah timbunan abu Gunung Toba, padahal sumber letusan berjarak 3000 mil. Setelah erupsi tersebut, terbentuklah kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi sekarang yang dikenal dengan Danau Toba, yang merupakan danau vulkanik terbesar di dunia dengan luas + 1130 km dan menampung + 240 km air hujan.
            Danau ini adalah sebuah cadangan (reservoir) air tawar terbesar di Indonesia, mempunyai kedalaman maksimum mencapai + 505 m, dengan permukaan air berada pada ketinggian +  900 m diatas permukaan laut. Dalam proses pencapaian kesetimbangan baru pasca erupsi supervulcano, terdoronglah dasar Danau Toba ini oleh sisa tekanan dari dapur magma, sehingga terbentuklah Pulau Samosir yang sebelumnya adalah dasar danau (kaldera) ke permukaan air. Bentang alam Kaldera Toba dan situs-situs geologi dikawasan ini merekam jejak kejadian langka dimuka bumi ini. Kawasan Danau Toba memiliki ekosistem flora dan fauna endemic, dimana ditemukan spesies-spesies, contohnya Balanopra sp (bunga karang), anggrek hutan dan nepenthes (kantong semar) serta bunga raflesia yang khas daerah ini, dan juga dihuni oleh suku bangsa Batak (Karo, Toba, Simalungun, dll) dengan keragaman budayanya yang mencerminkan keraifan local para leluhurnya.
            Kaldera Toba adalah sebuah kesatuan ekosistem geologi, biologi dan budaya yang dibatasi oleh kaldera rim sekaligus daerah tangkahan air (DTA) Danau Toba. Segala sesuatu yang terjadi dikawasan tersebut akan berdampak langsung pada ekosistem danau toba, sehingga ekosistem ini harus dikelola berkesinambungan dengan pilar konservasi, edukasi dan ekonomi kerakyatan berdasarkan kearifan local untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat melalui konsep pengembangan manajemen kawasan Geopark yang diberi nama Geopark Kaldera Toba. Kawasan geopark kaldera toba tersebut meliputi sebgaian wilayah administrasi 7 Kabupaten yaitu :Kab. Tapanuli Utara, Tobasa, Simalungun, Karo, Dairi, Samosir dan Humbang Hasundutan yang dibagi dalam 4 Geoarea berdasarkan sejarah evolusi letusan Supervulcano Toba, yaitu : Geoarea Porsea, Geoarea Haranggaol, Geoarea Sibandang,  dan Geoarea Up Doming Samosir. Jejak Supervulcano Toba di Geoarea Harangaol adalah sebagai berikut :
1.      Haranggaol (YTT)
Endapan Aliran Piroklastika berbatu apung dari YTT yang tersingkap ditebing jalan menuju Haranggaol. Endapan ini tidak mengalami pengelasan dan merupakan jejak produk dari hasil letusan periode III (74.000 tahun yang lalu) dan menutupi endapan-endapan produk letusan yang lebih tua dan batuan dasar didaerah ini.

2.      Haranggaol (MTT)
Singkapan Dinding Kaldera Haranggaol merupakan hasil produk letusan Supervulcano Toba periode II/Midle Toba Tuff (MTT)  501.000 tahun yang lalu. Panorama bentang alam menuju desa Haranggaol tempat singkapan ini berada. Kita dapat melihat dinding kaldera yang terdiri dari sekuen endapan YTT (paling atas). MTT dan OTT.

3.      Haranggaol (HDT)
Bentang alam satuan Haranggaol Dacitic Tuff (HDT) Ini berumur 1,2 juta tahun yang lalu, sangat kompak, terdapat di kawasan desa haranggaol. Singkapan ini memperlihatkan gejala kekar kolom akibat proses pendinginan, perlapisan dengan kemiringan cenderung kea rah Barat-Barat Laut. Insert : tekstur parataksitik pada endapan HDT, terbentuk akibat proses aliran, seretan dan pembebanan pada pengendapan.

4.      Paropo Kaldera Rim
Singkapan jejak produk dari letusan Supervulcano Toba periode I/Old Toba Tuff “OTT” (804.000 tahun yang lalu) memperlihatkan kekar kolom dan tekstur eutaxcitic. Endapan ini dapat dilihat pada jalan raya silalahi – Renun dengan panorama yang eksotik. 

5.      Gunung sipiso-piso
Nama lainnya adalah tanduk banua berbentuk krucut gunung api adalah hasil kegiatan vulcanik pasca letusan periode III (74.000 tahun yang lalu). Pada singkapan bekas penambangan dapat dilihat struktur leleran larva andesitan memperlihatkan kontak bakar (baking effect) dengan bantuan dasar yang terdiri dari endapan YTT produk letusan 74.000 tahun yang lalu. Kehadiran gunung sipiso-piso ini adalah sebagai salah satu bukti jejak sisa energi magma dari evolusi Supervulcano Toba.

6.      Air Terjun Sipiso-piso
Merupakan jejak sesar atau patahan normal yang membentuk dinding kaldera. Dinding kaldera ini merupakan bagian dari sisa runtuhan dinding kaldera Hutanggaol yang terbentuk pada peristiwa letusan Supervulcano Toba periode II (501.000 tahun yang lalu). Panorama bentang ala mini merupakan bagian dari Geoarea Haranggaol yang terdapat di desa tongging, ujung utara Danau Toba



2.2.2 Air Terjun Sipiso-piso
Setelah mengetahui sejarah Supervulcano Toba yang berkaiatan dengan terbentuknya Air Terjun Sipiso-piso, maka berikut ini penjelasan mengenai Air Terjun Sipiso-piso tersebut:
Air Terjun Sipiso-piso merupakan salah satu tempat wisata di Pulau Sumatera. Air Terjun Sipiso-piso merupakan sebuah kawasan wisata alam yang terletak tidak jauh dari permukiman masyarakat Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Dengan adanya air terjun ini, Kabupaten Karo menjadi salah satu tempat wisata yang paling diminati oleh para wisatawan domestik dan mancanegara. Dapat dibilang, mengunjungi desa ini tidak berbeda dengan berwisata ke Air Terjun Sipiso-piso. Secara geografis, Desa Tongging berada di dataran lebih rendah, sementara Air Terjun Sipiso-piso terletak di perbukitan yang lebih tinggi dari Desa Tongging.
Yang dimana Desa Tongging merupakan tempat yang nyaman untuk santai dan juga merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi. Desa Tongging berlokasi di sebelah ujung utara Danau Toba dengan pemandangan yang sangat indah. Jalan yang curam dan berliku menuju Merek dari sebelah kanan jalan ini, kita dapat melihat keagungan Air Terjun Sipiso-piso yang merupakan bahan penelitian kami. Letak Desa Tongging ini sangat strategis karena berada pada jalan utama menuju Medan-Berastagi dan Sidikalang-Kutacane dengan kawasan Nasional Leuser atau ke Aceh singkil yang terkena dengan Pulau Banyak. Tongging berada didaerah yang dialami tiga suku,  Batak Toba, Pak-pak dan Karo yang bercampur baur dan menggunakan bahasa lokal dengan menggunakan kata-kata dari ketiga suku tersebut.
Air Terjun Sipiso-piso berada di sekitar tepi Danau Toba bagian utara dengan ketinggian lebih kurang 800 meter dari permukaan laut (dpl) dan dikelilingi oleh bukit yang hijau karena ditumbuhi hutan pinus.  Ketinggian air terjun ini berkisar 120 meter sehingga dinobatkan sebagai air terjun tertinggi di Indonesia. Airnya mengalir langsung ke Danau Toba, Desa Tongging yang hanya berjarak 7 kilometer di dataran yang lebih rendah. Dari atas air terjun Sipiso-piso, wisatawan juga bisa melihat dan menikmati pemandangan Danau Toba yang sangat mempesona dan menakjubkan dari kejauhan.
Nama air terjun yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karo ini memiliki makna yang khas. Sebagaimana disebut bahwa Sipiso-piso berasal dari piso yang artinya pisau. Derasnya air-air yang berjatuhan dari bukit berketinggian di atas seratus meter ini diperumpamakan layaknya berbilah-bilah pisau yang tajam. Selain itu, jurang yang curam jika dilihat dari puncak bukit membuat orang setempat menyebutnya piso dari Tanah Karo. Versi lain, air terjun ini dinamakan Sipiso-piso karena lokasinya yang sangat dekat dengan Bukit Sipiso-piso yang dimana bukit sipiso-piso tersebut merupakan daerah wisata yang dapat dipergunakan untuk olahraga dirgantara, lokasi untuk paralayang, dimana lokasi start dimulai dari puncak bukit sipiso-piso dan lokasi untuk mendarat berada pada pinggiran Danau Toba – Tongging, lokasi ini juga sudah lama dikenal sebagai lokasi olahraga air – paralayang. Dan lokasi bukit sipiso-piso ini berada 34 km dari Berastagi.
Sebagai kabupaten yang berkembang, sektor pariwisata di Tanah Karo menjadi salah satu potensi unggulan yang diharapkan mampu mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD), di samping sektor pertanian dan industri tentunya. Di sektor ini, Kabupaten Karo memiliki objek wisata yang menarik, misalnya gunung berapi, sumber air panas, kawasan pegunungan, danau, air terjun, rumah tradisional, kebudayaan masyarakat lokal, dan lain sebagainya.
Dalam perkembangannya, objek-objek wisata di Tanah Karo mulai dikembangkan dan dipromosikan ke luar daerah, termasuk Air terjun Sipiso-piso sendiri. Meskipun seolah terjadi persaingan di antara objek-objek wisata itu, hal ini tetap menjadi nilai positif karena masing-masing objek menjadi terpacu untuk berkembang dan mampu menarik wisatawan sebanyak mungkin. Sebagai contoh, di Desa Tongging belum lama ini telah didirikan Taman Wisata Iman (TWI). Meskipun demikian, TWI yang konon lebih banyak menyerap perhatian wisatawan untuk datang, pesona Sipiso-piso tetap saja tidak akan tergantikan. Bagaimana tidak, air terjun ini tidak lain merupakan salah satu air terjun tertinggi di antara banyak air terjun di Indonesia, seperti Air Terjun Tinoor di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara atau Grojogan Sewu, di Provinsi Jawa Tengah.
Dari kesemuanya itu, Sipiso-piso tetap istimewa. Hanya terpisah jarak sejauh 35 km dari kota wisata terkenal di Indonesia, Kota Berastagi, Kabupaten Karo, dan hanya memerlukan sekitar 45 menit dari Kota Medan, Ibukota Provinsi Sumatra Utara, Air Terjun Sipiso-piso terbukti mampu mengangkat reputasi Kabupaten Karo sebagai salah satu daerah tujuan pelancong domestik maupun mancanegara. Tonggo Simanungsong, seorang pecinta wisata, mengatakan bahwa wisatawan mancanegara yang banyak mengunjungi Air Terjun Sipiso-piso berasal dari Malaysia, Singapura, Prancis, dan Belanda.
Bagi wisatawan lokal, panorama di Tongging ini sudah sangat dikenal, malahan ada yang mengatakan kabar ini telah sampai ke seantero dunia karena keindahan alamnya yang menakjubkan. Begitu pula pengalaman kami saat meneliti air terjun sipiso-piso, begitu sampai kebawah, dimana kita terkadang dapat disuguhkan oleh fenomena cahaya matahari yang berbias dari air yang pada akhirnya membentuk pelangi yang sangat indah menghiasi air terjun sipiso-piso tersebut.

2.2.2.1 Keistimewaan
Begitulah perasaan dan pikiran Anda ketika pertama kali menginjakkan kaki di Desa Tongging, desa di mana Air Terjun Sipiso-piso tersebut berada. Dengan mengunjungi Desa Tongging, Anda akan disuguhkan dengan menikmati pemandangan yang indah seperti kawasan wisata di Desa Tao Silalahi yang berada di dekat daerah tersebut. Sebelum menikmati air terjun dari dekat, Anda akan disuguhi pemandangan indah Tanah Karo dari gardu pandang yang ada di puncak bukit, titik pangkal aliran air terjun Sipiso-piso. Dari gardu pandang ini juga, Anda dapat menikmati keindahan Pulau Samosir, pulau yang berada di tengah Danau Toba. Dari puncak bukit yang mengitari Air Terjun Sipiso-piso ini pula Anda dapat menyaksikan keindahan lansekap Danau Toba, sebuah danau vulkanik terbesar di dunia yang memiliki panorama yang sangat menakjubkan.
Kemudian, untuk menjelajahi keelokan dan keindahan alam Sipiso-piso dari dekat, Anda harus menyusuri punggung bukit melalui ratusan anak tangga kecil yang telah disediakan untuk turun dan mendekati air terjun tersebut. Jajaran anak tangga yang telah dipersiapkan itu merupakan jalan utama yang aman untuk menuju Air terjun sipiso-piso tersebut. Tentunya dibutuhkan stamina yang prima untuk melakukan aktivitas ini karena dibutuhkan waktu satu jam untuk menuruni jalan beranak tangga tersebut dan satu setengah jam untuk kembali naik.
Sesampainya di bawah, Anda dapat memandang ke arah bukit-bukit kecil yang ada di hadapan Anda. Ketakjuban Anda akan tingginya bukit-bukit tersebut akan dibarengi dengan suara gemuruh percikan ribuan butiran air yang memantul dari titik jatuhnya air, dan sesekali bias cahaya yang memantul pada aliran Air Terjun Sipiso-piso tersebut akan membentuk pelangi yang sangat indah, butiran-butiran titik jatuhnya air tersebut juga sangat halus dan menyejukkan suasana sekitar. Anda juga akan melihat seperti ratusan aliran air kecil yang keluar disela-sela bukit disekitar dinding-dinding air terjun tersebut, seperti air terjun tersebut memiliki anak-anak yang sangat indah. Dinding-dinding tersebut juga bentuknya sangat indah, seperti ukiran batu besar yang sengaja dikikis untuk mendapatkan pola seni ukiran yang sangat indah. Karena air terjun ini memiliki ketinggian 120 meter atau sekitar 360 kaki sebelum mengalir ke Danau Toba, maka banyak orang yang pernah berkunjung ke tempat ini mengatakan besaran butiran percikan air jatuh di Sipiso-piso lebih besar dari Air terjun Sigura-gura sebuah daerah wisata alam terkenal di Sumatra Utara.



2.2.2.2 Lokasi
Air terjun sipiso-piso terletak di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatra Utara.  Kecamatan ini berada sekitar 24 km dari Kota Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo. Sedangkan jarak air terjun ini dari Kota Brastagi sejauh 35 km atau  hanya memerlukan sekitar 45 menit dari Kota Medan. Peta dan Koordinat GPS letak air terjun sipiso-piso : 2° 54' 38.30" N  98° 32' 0.76" E  

2.2.2.3. Akses
Bila Anda berada di Kota Medan, ibukota Provinsi Sumatra Utara, maka Anda harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam dengan bus atau mobil menuju Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo. Kabanjahe terletak di selatan kawasan wisata dataran tinggi yang terkenal, yakni Berastagi. Setiap 45 menit bus trayek Kabanjahe diberangkatkan dari terminal pusat kota Medan. Untuk menuju air terjun ini dari Brastagi, arahkan perjalanan ke Parapat. Tak jauh setelah melewati Kota Kabanjahe, perhatikan jalan dengan teliti dan temukan tanda untuk menuju air terjun ini. Setelah berbelok ke kiri, ikuti jalan ini hingga menemukan sebuah danau besar yaitu Danau Toba. Di danau ini Anda bisa singgah sebelum meniti jajaran anak tangga yang melintasi lereng perbukitan di tepi Danau Toba. Ini yang merupakan satu-satunya jalan aman bagi wisatawan.
Jika menggunakan kendaraan umum dapat menggunakan bus dari terminal pusat kota  Medan dengan trayek Kabanjahe. Waktu yang dibutuhkan sekitar 2 jam.  Setelah sampai di Kabanjahe dilanjutkan 24 km ke arah utara jalur menuju Danau Toba hingga sampai di desa Tongging.  Waktu yang dibutuhkan sekitar 30 menit berkendara. Sesampainya di daerah tempat Air Terjun sipiso-piso tersebut berada, dari tempat parkir Anda juga dapat melihat Air Terjun Sipiso-Piso dan keindahan Danau Toba.
 Tarif bus sangat tergantung dengan jenis bus yang Anda pilih, tentu bus ekonomi yang paling murah. Sesampainya di Kabanjahe, Anda masih harus menempuh jarak 24 km ke arah Utara, jalur menuju Danau Toba. Dengan kualitas jalan beraspal, Anda dapat sampai di Desa Tongging untuk berwisata di Air Terjun Sipiso-piso dalam 30 menit menggunakan mobil atau bus.

2.2.2.4. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Beberapa fasilitas di Air Terjun Sipiso-piso cukup memadai, seperti tersedianya lahan parkir  yang langsung dapat melihat air terjun sipiso-piso dari kejauhan dan warung makan jika Anda hendak ingin menyantap makanan di daerah tersebut. Penginapan tentu saja merupakan menjadi hal yang penting bagi wisatawan. Ketika berwisata di Air Terjun Sipiso-piso dan berkeinginan untuk bermalam, maka Anda dapat menemukan penginapan di Desa Tongging atau di Kota Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo.
Selain itu, bila Anda ingin mencari buah tangan atau souvenir untuk keluarga Anda di rumah, maka datangi saja berbagai penjaja suvenir khas Tanah Karo di kawasan wisata ini. Jika Anda masih punya banyak waktu, Anda dapat menyempatkan berkunjung ke Air Terjun Dua Warna yang berada tidak jauh dari Air Terjun Sipiso-piso.



























BAB IV
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Reported by :
Daniel Febrian Pasaribu
Febrina Katarina Siregar
Feby Marlina Lubis
Maria Krisma Jimmy Morin Sagala


   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar