AIR TERJUN SIPISO-PISO
2.1
Data Hasil Penelitian
Waktu : Kamis, 22 Mei 2014/ 10.25 WIB
Tempat : Air Terjun Sipiso-piso, Desa Tongging, Kecamatan
Merek,
Kabupaten Karo, Propinsi Sumatra Utara.
2.2
Isi Laporan
Berdasarkan
hasil penelitian
yang kami lakukan di Air
Terjun Sipiso-piso, Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Propinsi
Sumatra Utara, kami mendapatkan informasi sebagai
berikut :
Sebelum membahas mengenai Air Terjun
Sipiso-piso, ada baiknya kita mengetahui sejarah singkat terbentuknya Danau
Toba yang dimana Air Terjun Sipiso-piso berada di tepi Danau Toba tersebut.
2.2.1 Sejarah Danau Toba
Danau Toba terbentuk oleh sebuah letusan gunung api
terbesar sepanjang sejarah dunia dalam + 2 juta tahun terakhir yaitu
pada 74.000 tahun yang lalu. Letusan ini dikenal dengan super volcano dengan Volcanic
Eruption Index (VEI) 8. Letusan tersebut diperkirakan memuntahkan rempah
gunung api mencapai 2800 km3 dimana 2000 km3 diantaranya
adalah abu vulkanik yang tertiup angin ke Barat dan menyebar ke separuh bumi,
bahkan terekam sampai ke Kutub Utara (Rose & Chesner, 1991).
Kejadian ini menyebabkan kematian
missal dan kepunahan beberapa species. Menurut beberapa DNA, letusan ini juga
menyusutkan jumlah manusia sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat
itu, yaitu sekitar 60 juta manusia (Petragilia, dkk. 2007). Letusan ini juga
ikut menyebabkan terjadinya musim dingin yang berkepanjangan (volcanic winter) yang mengakibatkan kematian missal baik langsung mapupun akibat
bencana kelaparan dan punahnya beberapa species flora dan fauna. Ditemukan
situs arkeologi baru yang cukup spektakuler dimana terungkap bagaimana orang
bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi Toba pada 74.000 tahun
yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan dibawah timbunan abu Gunung Toba,
padahal sumber letusan berjarak 3000 mil. Setelah erupsi tersebut, terbentuklah
kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi sekarang yang dikenal dengan
Danau Toba, yang merupakan danau vulkanik terbesar di dunia dengan luas +
1130 km dan menampung + 240 km air hujan.
Danau ini adalah sebuah cadangan (reservoir) air tawar terbesar di
Indonesia, mempunyai kedalaman maksimum mencapai + 505 m, dengan
permukaan air berada pada ketinggian + 900 m diatas permukaan laut. Dalam proses
pencapaian kesetimbangan baru pasca erupsi supervulcano,
terdoronglah dasar Danau Toba ini oleh sisa tekanan dari dapur magma, sehingga
terbentuklah Pulau Samosir yang sebelumnya adalah dasar danau (kaldera) ke
permukaan air. Bentang alam Kaldera Toba dan situs-situs geologi dikawasan ini
merekam jejak kejadian langka dimuka bumi ini. Kawasan Danau Toba memiliki
ekosistem flora dan fauna endemic, dimana ditemukan spesies-spesies, contohnya
Balanopra sp (bunga karang), anggrek hutan dan nepenthes (kantong semar) serta
bunga raflesia yang khas daerah ini, dan juga dihuni oleh suku bangsa Batak
(Karo, Toba, Simalungun, dll) dengan keragaman budayanya yang mencerminkan
keraifan local para leluhurnya.
Kaldera Toba adalah sebuah kesatuan
ekosistem geologi, biologi dan budaya yang dibatasi oleh kaldera rim sekaligus
daerah tangkahan air (DTA) Danau Toba. Segala sesuatu yang terjadi dikawasan
tersebut akan berdampak langsung pada ekosistem danau toba, sehingga ekosistem
ini harus dikelola berkesinambungan dengan pilar konservasi, edukasi dan
ekonomi kerakyatan berdasarkan kearifan local untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat setempat melalui konsep pengembangan manajemen kawasan Geopark yang
diberi nama Geopark Kaldera Toba. Kawasan geopark kaldera toba tersebut
meliputi sebgaian wilayah administrasi 7 Kabupaten yaitu :Kab. Tapanuli Utara,
Tobasa, Simalungun, Karo, Dairi, Samosir dan Humbang Hasundutan yang dibagi
dalam 4 Geoarea berdasarkan sejarah evolusi letusan Supervulcano Toba, yaitu : Geoarea Porsea, Geoarea Haranggaol,
Geoarea Sibandang, dan Geoarea Up Doming
Samosir. Jejak Supervulcano Toba di Geoarea Harangaol adalah sebagai berikut :
1.
Haranggaol
(YTT)
Endapan Aliran Piroklastika berbatu apung dari YTT
yang tersingkap ditebing jalan menuju Haranggaol. Endapan ini tidak mengalami
pengelasan dan merupakan jejak produk dari hasil letusan periode III (74.000
tahun yang lalu) dan menutupi endapan-endapan produk letusan yang lebih tua dan
batuan dasar didaerah ini.
2.
Haranggaol
(MTT)
Singkapan Dinding Kaldera Haranggaol merupakan hasil
produk letusan Supervulcano Toba periode II/Midle Toba Tuff (MTT) 501.000 tahun yang lalu. Panorama bentang
alam menuju desa Haranggaol tempat singkapan ini berada. Kita dapat melihat
dinding kaldera yang terdiri dari sekuen endapan YTT (paling atas). MTT dan
OTT.
3.
Haranggaol
(HDT)
Bentang alam satuan Haranggaol Dacitic Tuff (HDT) Ini
berumur 1,2 juta tahun yang lalu, sangat kompak, terdapat di kawasan desa
haranggaol. Singkapan ini memperlihatkan gejala kekar kolom akibat proses
pendinginan, perlapisan dengan kemiringan cenderung kea rah Barat-Barat Laut.
Insert : tekstur parataksitik pada endapan HDT, terbentuk akibat proses aliran,
seretan dan pembebanan pada pengendapan.
4.
Paropo
Kaldera Rim
Singkapan jejak produk dari letusan Supervulcano Toba
periode I/Old Toba Tuff “OTT” (804.000 tahun yang lalu) memperlihatkan kekar
kolom dan tekstur eutaxcitic. Endapan ini dapat dilihat pada jalan raya
silalahi – Renun dengan panorama yang eksotik.
5.
Gunung
sipiso-piso
Nama lainnya adalah tanduk banua berbentuk krucut
gunung api adalah hasil kegiatan vulcanik pasca letusan periode III (74.000
tahun yang lalu). Pada singkapan bekas penambangan dapat dilihat struktur
leleran larva andesitan memperlihatkan kontak bakar (baking effect) dengan bantuan dasar yang terdiri dari endapan YTT
produk letusan 74.000 tahun yang lalu. Kehadiran gunung sipiso-piso ini adalah
sebagai salah satu bukti jejak sisa energi magma dari evolusi Supervulcano
Toba.
6.
Air
Terjun Sipiso-piso
Merupakan jejak sesar atau patahan normal yang
membentuk dinding kaldera. Dinding kaldera ini merupakan bagian dari sisa
runtuhan dinding kaldera Hutanggaol yang terbentuk pada peristiwa letusan
Supervulcano Toba periode II (501.000 tahun yang lalu). Panorama bentang ala
mini merupakan bagian dari Geoarea Haranggaol yang terdapat di desa tongging,
ujung utara Danau Toba
2.2.2 Air Terjun Sipiso-piso
Setelah mengetahui sejarah Supervulcano Toba yang berkaiatan dengan
terbentuknya Air Terjun Sipiso-piso, maka berikut ini penjelasan mengenai Air
Terjun Sipiso-piso tersebut:
Air Terjun Sipiso-piso merupakan salah satu tempat wisata di Pulau
Sumatera. Air Terjun Sipiso-piso merupakan sebuah kawasan wisata alam yang
terletak tidak jauh dari permukiman masyarakat Desa Tongging, Kecamatan Merek,
Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Dengan adanya air terjun ini,
Kabupaten Karo menjadi salah satu tempat wisata yang paling diminati oleh para
wisatawan domestik dan mancanegara. Dapat dibilang, mengunjungi desa ini tidak
berbeda dengan berwisata ke Air Terjun Sipiso-piso. Secara geografis, Desa
Tongging berada di dataran lebih rendah, sementara Air Terjun Sipiso-piso
terletak di perbukitan yang lebih tinggi dari Desa Tongging.
Yang dimana Desa Tongging merupakan tempat yang nyaman untuk santai dan
juga merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi. Desa Tongging berlokasi di
sebelah ujung utara Danau Toba dengan pemandangan yang sangat indah. Jalan yang
curam dan berliku menuju Merek dari sebelah kanan jalan ini, kita dapat melihat
keagungan Air Terjun Sipiso-piso yang merupakan bahan penelitian kami. Letak
Desa Tongging ini sangat strategis karena berada pada jalan utama menuju
Medan-Berastagi dan Sidikalang-Kutacane dengan kawasan Nasional Leuser atau ke
Aceh singkil yang terkena dengan Pulau Banyak. Tongging berada didaerah yang
dialami tiga suku, Batak Toba, Pak-pak
dan Karo yang bercampur baur dan menggunakan bahasa lokal dengan menggunakan
kata-kata dari ketiga suku tersebut.
Air Terjun Sipiso-piso berada di sekitar tepi Danau Toba bagian utara
dengan ketinggian lebih kurang 800 meter dari permukaan laut (dpl) dan
dikelilingi oleh bukit yang hijau karena ditumbuhi hutan pinus. Ketinggian air terjun ini berkisar 120 meter
sehingga dinobatkan sebagai air terjun tertinggi di Indonesia. Airnya mengalir
langsung ke Danau Toba, Desa Tongging yang hanya berjarak 7 kilometer di
dataran yang lebih rendah. Dari atas air terjun Sipiso-piso, wisatawan juga
bisa melihat dan menikmati pemandangan Danau Toba yang sangat mempesona dan
menakjubkan dari kejauhan.
Nama air terjun yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karo ini
memiliki makna yang khas. Sebagaimana disebut bahwa Sipiso-piso berasal dari
piso yang artinya pisau. Derasnya air-air yang berjatuhan dari bukit
berketinggian di atas seratus meter ini diperumpamakan layaknya berbilah-bilah
pisau yang tajam. Selain itu, jurang yang curam jika dilihat dari puncak bukit
membuat orang setempat menyebutnya piso dari Tanah Karo. Versi lain, air terjun
ini dinamakan Sipiso-piso karena lokasinya yang sangat dekat dengan Bukit
Sipiso-piso yang dimana bukit sipiso-piso tersebut merupakan daerah wisata yang
dapat dipergunakan untuk olahraga dirgantara, lokasi untuk paralayang, dimana
lokasi start dimulai dari puncak bukit sipiso-piso dan lokasi untuk mendarat
berada pada pinggiran Danau Toba – Tongging, lokasi ini juga sudah lama dikenal
sebagai lokasi olahraga air – paralayang. Dan lokasi bukit sipiso-piso ini
berada 34 km dari Berastagi.
Sebagai kabupaten yang berkembang, sektor pariwisata di Tanah Karo
menjadi salah satu potensi unggulan yang diharapkan mampu mendongkrak
Pendapatan Asli Daerah (PAD), di samping sektor pertanian dan industri
tentunya. Di sektor ini, Kabupaten Karo memiliki objek wisata yang menarik,
misalnya gunung berapi, sumber air panas, kawasan pegunungan, danau, air
terjun, rumah tradisional, kebudayaan masyarakat lokal, dan lain sebagainya.
Dalam perkembangannya, objek-objek wisata di Tanah Karo mulai
dikembangkan dan dipromosikan ke luar daerah, termasuk Air terjun Sipiso-piso sendiri.
Meskipun seolah terjadi persaingan di antara objek-objek wisata itu, hal ini
tetap menjadi nilai positif karena masing-masing objek menjadi terpacu untuk
berkembang dan mampu menarik wisatawan sebanyak mungkin. Sebagai contoh, di
Desa Tongging belum lama ini telah didirikan Taman Wisata Iman (TWI). Meskipun
demikian, TWI yang konon lebih banyak menyerap perhatian wisatawan untuk
datang, pesona Sipiso-piso tetap saja tidak akan tergantikan. Bagaimana tidak,
air terjun ini tidak lain merupakan salah satu air terjun tertinggi di antara
banyak air terjun di Indonesia, seperti Air Terjun Tinoor di Kota Tomohon,
Provinsi Sulawesi Utara atau Grojogan Sewu, di Provinsi Jawa Tengah.
Dari kesemuanya itu, Sipiso-piso tetap istimewa. Hanya terpisah jarak
sejauh 35 km dari kota wisata terkenal di Indonesia, Kota Berastagi, Kabupaten
Karo, dan hanya memerlukan sekitar 45 menit dari Kota Medan, Ibukota Provinsi
Sumatra Utara, Air Terjun Sipiso-piso terbukti mampu mengangkat reputasi
Kabupaten Karo sebagai salah satu daerah tujuan pelancong domestik maupun
mancanegara. Tonggo Simanungsong, seorang pecinta wisata, mengatakan bahwa
wisatawan mancanegara yang banyak mengunjungi Air Terjun Sipiso-piso berasal
dari Malaysia, Singapura, Prancis, dan Belanda.
Bagi wisatawan lokal, panorama di Tongging ini sudah sangat dikenal,
malahan ada yang mengatakan kabar ini telah sampai ke seantero dunia karena keindahan
alamnya yang menakjubkan. Begitu pula pengalaman kami saat meneliti air terjun
sipiso-piso, begitu sampai kebawah, dimana kita terkadang dapat disuguhkan oleh
fenomena cahaya matahari yang berbias dari air yang pada akhirnya membentuk
pelangi yang sangat indah menghiasi air terjun sipiso-piso tersebut.
2.2.2.1 Keistimewaan
Begitulah perasaan dan pikiran Anda ketika pertama kali menginjakkan
kaki di Desa Tongging, desa di mana Air Terjun Sipiso-piso tersebut berada.
Dengan mengunjungi Desa Tongging, Anda akan disuguhkan dengan menikmati
pemandangan yang indah seperti kawasan wisata di Desa Tao Silalahi yang berada
di dekat daerah tersebut. Sebelum menikmati air terjun dari dekat, Anda akan
disuguhi pemandangan indah Tanah Karo dari gardu pandang yang ada di puncak
bukit, titik pangkal aliran air terjun Sipiso-piso. Dari gardu pandang ini
juga, Anda dapat menikmati keindahan Pulau Samosir, pulau yang berada di tengah
Danau Toba. Dari puncak bukit yang mengitari Air Terjun Sipiso-piso ini pula
Anda dapat menyaksikan keindahan lansekap Danau Toba, sebuah danau vulkanik
terbesar di dunia yang memiliki panorama yang sangat menakjubkan.
Kemudian, untuk menjelajahi keelokan dan keindahan alam Sipiso-piso dari
dekat, Anda harus menyusuri punggung bukit melalui ratusan anak tangga kecil
yang telah disediakan untuk turun dan mendekati air terjun tersebut. Jajaran
anak tangga yang telah dipersiapkan itu merupakan jalan utama yang aman untuk menuju
Air terjun sipiso-piso tersebut. Tentunya dibutuhkan stamina yang prima untuk
melakukan aktivitas ini karena dibutuhkan waktu satu jam untuk menuruni jalan
beranak tangga tersebut dan satu setengah jam untuk kembali naik.
Sesampainya di bawah, Anda dapat memandang ke arah bukit-bukit kecil
yang ada di hadapan Anda. Ketakjuban Anda akan tingginya bukit-bukit tersebut
akan dibarengi dengan suara gemuruh percikan ribuan butiran air yang memantul
dari titik jatuhnya air, dan sesekali bias cahaya yang memantul pada aliran Air
Terjun Sipiso-piso tersebut akan membentuk pelangi yang sangat indah,
butiran-butiran titik jatuhnya air tersebut juga sangat halus dan menyejukkan
suasana sekitar. Anda juga akan melihat seperti ratusan aliran air kecil yang
keluar disela-sela bukit disekitar dinding-dinding air terjun tersebut, seperti
air terjun tersebut memiliki anak-anak yang sangat indah. Dinding-dinding
tersebut juga bentuknya sangat indah, seperti ukiran batu besar yang sengaja
dikikis untuk mendapatkan pola seni ukiran yang sangat indah. Karena air terjun
ini memiliki ketinggian 120 meter atau sekitar 360 kaki sebelum mengalir ke
Danau Toba, maka banyak orang yang pernah berkunjung ke tempat ini mengatakan
besaran butiran percikan air jatuh di Sipiso-piso lebih besar dari Air terjun
Sigura-gura sebuah daerah wisata alam terkenal di Sumatra Utara.
2.2.2.2 Lokasi
Air terjun sipiso-piso terletak di Desa Tongging, Kecamatan Merek,
Kabupaten Karo, Propinsi Sumatra Utara.
Kecamatan ini berada sekitar 24 km dari Kota Kabanjahe, ibukota
Kabupaten Karo. Sedangkan jarak air terjun ini dari Kota Brastagi sejauh 35 km
atau hanya memerlukan sekitar 45 menit
dari Kota Medan. Peta dan Koordinat GPS letak air terjun sipiso-piso : 2° 54'
38.30" N 98° 32' 0.76" E
2.2.2.3. Akses
Bila Anda berada di Kota Medan, ibukota Provinsi Sumatra Utara, maka
Anda harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam dengan bus atau mobil menuju
Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo. Kabanjahe terletak di selatan kawasan wisata
dataran tinggi yang terkenal, yakni Berastagi. Setiap 45 menit bus trayek
Kabanjahe diberangkatkan dari terminal pusat kota Medan. Untuk menuju air
terjun ini dari Brastagi, arahkan perjalanan ke Parapat. Tak jauh setelah
melewati Kota Kabanjahe, perhatikan jalan dengan teliti dan temukan tanda untuk
menuju air terjun ini. Setelah berbelok ke kiri, ikuti jalan ini hingga
menemukan sebuah danau besar yaitu Danau Toba. Di danau ini Anda bisa singgah
sebelum meniti jajaran anak tangga yang melintasi lereng perbukitan di tepi
Danau Toba. Ini yang merupakan satu-satunya jalan aman bagi wisatawan.
Jika menggunakan kendaraan umum dapat menggunakan bus dari terminal
pusat kota Medan dengan trayek
Kabanjahe. Waktu yang dibutuhkan sekitar 2 jam.
Setelah sampai di Kabanjahe dilanjutkan 24 km ke arah utara jalur menuju
Danau Toba hingga sampai di desa Tongging.
Waktu yang dibutuhkan sekitar 30 menit berkendara. Sesampainya di daerah
tempat Air Terjun sipiso-piso tersebut berada, dari tempat parkir Anda juga dapat melihat Air Terjun
Sipiso-Piso dan keindahan Danau Toba.
Tarif bus sangat tergantung
dengan jenis bus yang Anda pilih, tentu bus ekonomi yang paling murah.
Sesampainya di Kabanjahe, Anda masih harus menempuh jarak 24 km ke arah Utara,
jalur menuju Danau Toba. Dengan kualitas jalan beraspal, Anda dapat sampai di
Desa Tongging untuk berwisata di Air Terjun Sipiso-piso dalam 30 menit menggunakan
mobil atau bus.
2.2.2.4. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Beberapa fasilitas di Air Terjun Sipiso-piso cukup memadai, seperti
tersedianya lahan parkir yang langsung
dapat melihat air terjun sipiso-piso dari kejauhan dan warung makan jika Anda
hendak ingin menyantap makanan di daerah tersebut. Penginapan tentu saja
merupakan menjadi hal yang penting bagi wisatawan. Ketika berwisata di Air
Terjun Sipiso-piso dan berkeinginan untuk bermalam, maka Anda dapat menemukan
penginapan di Desa Tongging atau di Kota Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo.
Selain itu, bila Anda ingin mencari buah tangan atau souvenir untuk
keluarga Anda di rumah, maka datangi saja berbagai penjaja suvenir khas Tanah
Karo di kawasan wisata ini. Jika Anda masih punya banyak waktu, Anda dapat
menyempatkan berkunjung ke Air Terjun Dua Warna yang berada tidak jauh dari Air
Terjun Sipiso-piso.
BAB IV
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Reported
by :
Daniel Febrian
Pasaribu
Febrina Katarina
Siregar
Feby Marlina
Lubis
Maria Krisma
Jimmy Morin Sagala
Tidak ada komentar:
Posting Komentar