SILALAHI
Bila mengunjungi Kabupaten Dairi, mungkin salah satu
tempat yang ingin dikunjungi adalah Taman Wisata Iman (TWI)
Sitinjo yang merupakan salah satu objek wisata di daerah itu. Namun
sebenarnya Dairi masih memiliki potensi wisata yang juga sangat indah yang kaya
pesona dan menyimpan banyak “rahasia alam” namun belum begitu dikelola dengan
maksimal sehingga kawasan wisata Danau (Tao dalam bahasa Batak) Silalahi dan
Desa Silalahi namanya tidak “setenar” TWI.
Indah dan menakjubkan, kata-kata itu pasti akan
terucap dari mulut pengunjung yang baru pertama kali melihat Danau Silalahi
yang terletak di Desa Silalahi Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi. Betapa
tidak, danau yang merupakan bagian dari Danau Toba itu ternyata memiliki
hamparan pantai yang sangat indah dan desa di sekitarnya menyimpan banyak
cerita khas serta legenda-legenda Batak.
Hamparan pantai indah yang
terbentang di sepanjang sisi pantai Danau Silalahi diperkirakan mencapai 28 Km
sehingga sangat potensial untuk dijadikan arena olahraga pantai seperti volly
pantai. Dalam suatu perbincangan dengan warga di Desa Silalahi belum lama ini terungkap, keunikan
dan “rahasia alam” yang terdapat di Danau Silalahi dan Desa Silalahi sangat
banyak.
Mulai dari palung terdalam di dunia dengan kedalaman 905 meter, Danau
Silalahi yang berjarak 128 Km dari Kota Medan, juga kaya akan hasil ikan air
tawar (ikan mas dan mujair), yang kelezatan dan proteinnya menurut masyarakat
setempat melebihi ikan sejenis yang berasal dari Vietnam dan Thailand. Pesona
lainnya yang dimiliki Danau Silalahi,
setiap tahunnya biasanya antara bulan Juni-Juli, ombak di danau tersebut
mencapai tinggi 60-70 meter akibat tiupan angin kencang.
“Pemandangan ombak tersebut biasanya dinantikan
banyak turis baik lokal maupun mancanegara yang sengaja datang untuk
menyaksikan keindahan ombak tersebut,” kata warga marga Silalahi tersebut. Ia
menyebutkan, Bupati Dairi DR. MP Tumanggor sebenarnya memberikan perhatian yang
sangat besar untuk mempromosikan dan mengembangkan Danau Silalahi menjadi salah
satu objek wisata yang diminati dan ramai dikunjungi wisatawan.
“Bupati Dairi
dalam rangka promosi sering membawa tamu-tamunya termasuk para pejabat
pemerintah baik dari Propinsi Sumatera Utara maupun pejabat pemerintah pusat
untuk mengunjungi Danau Silalahi,” paparnya. Memang saat ini banyak kendala
yang dihadapi untuk mengembangkan Danau Silalahi menjadi kawasan wisata yang
diminati wisatawan, seperti minimnya sarana penginapan serta perlunya penanganan
kerusakan jalan antara Lae Pondom - Desa Silalahi sepanjang 9 Km.
Saat ini di
Desa Silalahi hanya terdapat 2 tempat penginapan masing-masing Mess Pemkab
Dairi dengan 18 kamar dan 2 hotel melati dengan fasilitas 20 kamar.
Selain itu
bila saja dermaga ferry dibangun di Desa Silalahi sehingga kapal-kapal dari
Parapat/Danau Toba dapat langsung merapat ke desa tersebut, diyakini akan
banyak wisatawan yang berminat untuk menikmati keindahan Danau Silalahi serta
berbagai keunikan dan cerita khas di Desa Silalahi.
Anggota DPRD
Dairi Pardomuan Nauli Simanjuntak sangat mendukung pengembangan kawasan wisata
Silalahi, dan menganjurkan agar Dinas Keparhub Dairi membuat semacam Pusat
Informasi Wisata di Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo, sehingga potensi wisata
yang ada di Dairi, termasuk Danau dan Desa Silalahi dapat disebar luaskan baik
melalui brosur, maupun penjelasan yang diperoleh di Pusat Informasi Wisata
kepada para pengunjung di TWI.
“TWI kan saat ini
ramai dikunjungi wisatawan, namun setelah dari TWI kebanyakan pengunjung
bingung mau kemana, sehingga ada baiknya Danau Silalahi dan Desa Silalahi juga
dipromosikan sehingga para wisatawan dapat juga menikmati kawasan wisata
tersebut,” harap Simanjuntak.
Sangat
disayangkan memang Danau Silalahi dan Desa Silalahi yang menyimpan banyak
pesona alam dan budaya, belum ditata dengan maksimal dan kurang mendapat perhatian
dalam pengembangannya, sehingga “rahasia alam” yang terkandung di dalamnya
belum diketahui banyak orang
2. Sejarah Raja Silahisabungan
Raja silahisabungan, adalah generasi kelima dari si
raja batak, merupakan anak ke-3 dari tuan sorbadibanua. Raja Silahisabungan,
menikah di pangururan dengan pinta haomasan boru raja ambaton, punya satu anak
dan satu orang boru. Anak lelakinya dinamakan Silahi, yang menurunkan marga
silalahi, anak borunya dinamakan si boru nauli basa. Selanjutnya Raja
Silahisabungan berkelana ke Pakpak Dairi, berbekal tanah dan air dari mata air 'Aekmual' di Lumban
Silalahi, Pangururan. Lumban
Silalahi , sekarang dikenal dengan nama Kampung Silalahi Nagodang, Pangururan.
Ditanah
pakpak Raja Silahisabungan berhasil menyembuhkan isteri dari raja pakpak
yang sakit, lalu menikah dengan boru Raja pakpak tersebut, yang bernama Pingan
Matio Boru Padang Batanghari dan punya 7 orang anak yaitu
LOHO (menurunkan marga Sihaloho), TUNGKIR (menurunkan
marga Situngkir), SONDI (menurunkn marga Rumasondi), BUTAR (menurunkan
marga Sinabutar), DEBANG (menurunkan marga Sidebang), BARIBA menurunkan marga
Sinabariba/Sidabariba) , BATU (menurunkan marga Pintu Batu) . Daerah dimana
mereka tinggal dan menetap dipakpak Dairi, dinamakan Huta Lahi, sekarang
dikenal dengan nama Silalahi Nabolak.
Berdasarkan
Huta Lahi, Kampung Silalahi Nabolak, Dairi, pomparan anak-anak dari
isteri ke-2 Raja Silahisabungan banyak yang menggunakan marga Silalahi diperantauan,
tanpa meninggalkan marga aslinya. contoh : Silalahi Sihaloho, Silalahi
Situngkir, Silalahi Rumasondi, Silalahi Sinabutar, Silalahi Sidebang, Silalahi Sinabariba,Silalahi Pintu Batu.
Selanjutnya
Raja Silahisabungan berkelana ke Sibisa, kemudian berhasil menyembuhkan Similingiling
Boru Raja Mangarerak yang sakit ,dan menikah dengan Similingiling boru
raja mangarerak tersebut, punya satu anak dinamakan Siraja Tambun
Kemudian Raja Silahisabungan membawanya ke Lumban Silalahi, Pangururan. Setelah
remaja, siraja tambun diajak Raja Silahisabungan ke huta lahi (Silalahi Nabolak)
Dairi. Kemudian diajak lagi ke Lumban Silalahi, Pangururan. Setelah dewasa, Siraja
Tambun kembali ke SIBISA untuk menjumpai ibu kandungnya
Sampai akhir hidupnya, Raja Silahisabngan mempunyai 3
orang isteri 9 orang anak, 1 orang boru
Dari isteri pertama, Pinta Haomasan Boru Raja
Ambaton , 1 orang anak, 1 orang Boru. :
b.
1. LOHO RAJA (SIHALOHO)
2. TUNGKIR RAJA (SITUNGKIR)
3.
SONDI
RAJA (SONDIRAJA)
4.
BUTAR
RAJA (SINABUTAR)
5.
DEBANG
RAJA (SIDEBANG)
6.
BARIBA
RAJA (SIDABARIBA)
7.
Selain keindahan pantainya, Desa silalahi juga menonjol dengan
keberadaan Tugu Raja Silahisabungan dengan keindahan reliefnya yang tergambar
disekeliling tugu i tersebut. Sebelum tahu lebih banyak tentang wujud tugu
tersebut, ada baiknya mengetahui bagaimana sejarah dibangunnya Tugu tersebut.
1.
Mubes I, tanggal 9 – 12 Desember 1967
Pada tanggal 9–12 Desember 1967 telah berlangsung musyawarah warga Silahisabungan di silalahi Nabolak yang dihadirkan utusan dari Kabupaten Diari, Karo, Simalungun, Tapanuli Utara/Samosir, Deli Serdang, Langkat, Kotamadya Medan dan Pematangsiantar. Musyawarah berjalan lancar aman dan tertib dilandasi rasa kekeluargaan dan cinta kasih yang yang paling hakiki. Pada mubes ini terbentuklah Panitia Pusat Tugu dan tarombo Silahisabungan disingkat menjadi PPTTS berpusat di Sidikalang dengan susunan Pengurus sebagai berikut :
1. Ketua Umum : V.I SILALAHI / Bupati KDH TK. II Dairi
2. Ketua I : Ph. SILALAHI
3. Ketua II : S.A.S. Tambunan
4. Ketua III : T.D. SILALAHI
5. Ketua Umum : Gr.A. Tambunan
6. Ketua I : S.D. SIPAYUNG, BA
7. Ketua II : P. SILALAHI
8. Ketua III : Gr. B. TAMBUNAN
9. Bendahara Umum : St. J. SIJABAT
Peserta mubes ini telah sepakat menetapkan :
1.
Membangun Tugu Makam Raja Silahisabungan di Silalahi Nabolak
2.
Membentuk panitia Tarombo Raja Silahisabungan untuk menyusun turasi dan Tarombo Raja Silahisabungan.
3.
Motto “ Rao Renta Pomparan ni Raja Silahisabungan” sebagai
semboyan warga Silahisabungan mengembangkan rasa persatuan dan kesatuan bagi keturunannya
Dengan disebar – luaskan keputusan mubes I oleh Panitia Pusat maka terbentuklah Sub Panitia di Beberapa daerah. Di kota madya Pematangsiantar terbentuk Sub Panitia Tugu Tarombo Silahisabungan, dengan Susunan Pengurus sebagai berikut:
1.
Ketua Umum : Gr. PETRUS SILALAHI
2.
Ketua I : Gr. TUAN ASAL SILALAHI
3.
Ketua II : Drs. JONIA SIHALOHO
4.
Ketua III : CONSTAN SILALAHI
5.
Sekretaris I : WONGSO SILALAHI
6.
Sekretaris II : JABANGSA SIHALOHO
7.
Sekretaris Iii : SONTANG SILALAHI
8.
Bendahara I : M.Ch. SIPAYUNG
Demikian juga didaerah – daerah lain terbentuk Sub Panitia yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Setiap Sub panitia berusaha mengumpul Turasi dan Tarombo Silahisabungan untuk dibawa pada Mubes II sesuai dengan anjuran Panitia Pusat.
2. Mubes II , tanggal 26 – 28 Agustus 1968
Sesuai dengan jadwal yang ditetapkan Panitia Pusat pada tanggal 26–28 Agustus 1968 dilaksanakan Musyawarah Besar warga Silahisabungan ke–2 di Silalahi Nabolak. Musyawarah Besar ke 2 ini berjalan alto dan mengarukan karena ada kelompok yang meninggalkan sidang sebelum ada pembahasan dan keputusan mengenai Turasi dan Tarombo Raja Silahisabungan .
Ketua umum V. I. Silalahi dan peserta sidang merasa kaget mendengar tuntutan dan alasan guru tuan asal Silalahi (utusan warga Silalahi dari Tolping) yang meminta agar Panitia lebih dahulu mengakui Silahiraja atau Silalahiraja menjadi anak pertama Silahisabungan dan apabila Drs Jonia Sihaloho dan Jabangsa Sihaloho sebagai Pengurus Sub Panitia Pematangsiantar diterima membacakan Turasi dan Tarombo Silahisabungan menjadi utusan dari Parbaba Samosir kelompok, Silahiraja dari Tolping dan Pangururan akan meninggalkan sidang musyawarah ini .
Walaupun berbagai usaha pendekatan dilakukan Panitia Pusat dan marga tambunan, kelompok yang menyatakan dirinya Silahiraja atau Silahiraja tetap tega meinggalkan sidang dengan menitipkan Turasi dan Tarombo Silahisabungan untuk dibacakan Drs. Kerenius Tambunan dan Sebagai bahan pertimbangan bagi perumus Turasi dan Tarombo Silahisabungan.
Musyawarah Besar Ke – 2 dilaksanakan terus dengan lebih dahulu semua peserta mengucapkan isi Poda Sagu–sagu marlangan sebagai suatu ikrar bahwa apa yang diputuskan Musyawarah adalah keputusan yang berlaku bagi warga Silahisabungan. Dan Poda Sagu–sagu Marlangan yang menjadi Falsafah hidup hubungan marga Silalahi dengan marga Tambun/tambunan menjadi titik tolak perumusan Turasi dan Tarombo Silahisabungan. Setelah bersidang 2 hari 2 malam dan mengadakan pembahasan/perumusan Turasi dan Tarombo Mubes ke – 2 berhasil menetapkan 4 keputusan yakni:
- Tarombo Silahisabungan, bertitik tolak dari poda sagu–sagu marlangan, Isteri Raja Silahisabungan 3 (tiga) orang dan anaknya 9 (delapan) orang. Puterinya 1 (satu) orang.
- Tugu Makam Raja Silahisabungan dibangun di Maras silalahi Nabolak dan Tugu Duplikat akan dibangun di Tambunan.
- Bersifat Anjuran, Terutama terhadap marga Doloksaribu, Sinurrat dan Nadapdap agar memakai
- Silalahi atau Tambunan dimuka marganya untuk memurnikan Poda Sagu–sagu Marlangan. Turasi–Turasi diserahkan kepada seksi Tarombo untuk mengadakan penelitian agar perbedaan pendapat dapat disatukan dan mata rantai yang terputus antara masing–masing Turasi dapat dihubungkan.
Dengan adanya keputusan diatas maka pembangunan Tugu Makam Raja Silahisabungan dimulai yang dijadwalkan peletakan Batu pertama bulan Januari 1969. dan penyusunan Tarombo Raja Silahisabungan dilanjutkan sesuai dengan Turasi ( berita ) yang masuk dan hasil penilaian seksi Tarombo.
4. Dokumentasi Desa Silalahi Nabolak
Gapura Tugu Raja Silahisabungan Tugu
Raja Silahisabungan
Rumah Bolon Silahisabungan Ukiran
Dinding Tugu
Patung Tambun Raja Pintu tulang belulang Raja
Silahisabungan
Nama Keturunan Raja Silahi Sabungan yag terletak didinding
belakang Tugu.
Rermputan yang terletak dibelakang Tugu Raja Silahisabungan
Gambar disamping adalah
pemandangan yang tampak dari Tugu Raja Silahi. Gunung tampak sangat jelas dan
sangat indah sangat cocok untuk pamandangan saat berfoto
Gambar disamping adalah
pemandangan pantai disebelah belakang kiri tugu Raja. Pantainya mempunyai angin
yang sangat sejuk, dan bebatuan yang besar yang menambah keindahan pantai,
bebatuan dapat juga dipergunakan sebagai tempat berfoto yang tepat. Air yang jernih
membuat ikan-ikan tampak jelas berlarian. Dari pantai
ini tampak jelas gunung danau toba yang sangat indah.
Gambar disamping adalah foto
kelompok di Pamplet Kecamatan SilahiSabungan.
Gambar disamping adalah Agustinus (paling kiri), Dwi (Sebelah kiri
Agustinus), Anisah (paling kanan), dan Dirga (sebelah kanan Anisah).
Kondisi jalan menuju Tugu
silalahi, yang cukup baik namun masih perlu diperbaiki.
Pada saat memasuki
area Tugu Raja Silahisabungan ada beberapa hal yang harus diperhatikan para
pengunjung, diantaranya:
1. Pada saat memasuki area kita
diwajibkan untuk menjaga sikap dan menjaga perkataan, jangan membuat suasana
menjadi berisik dan kacau karena hal ini akan mengganggu ketenagan Raja
2.
Pada
saat memasuki area tugu diwajibkan bagi pengunjung yang berambut panjang
mengikat atau menggulung rambutnya, karena menurut cerita, Raja Silahisabungan
tidak menyukai rambut yang digerai
3.
Pada
saat memasuki daerah tugu kita diwajibkan untuk membuka alas kaki sebagai tanda
hormat saat memasuki rumahnya.
Hal tersebut diatas adalah hal-hal yang harus dipatuhi,
karena percaya tidak percaya jika kita melanggar akan mendapatkan sesuatu yang
tentu saja tidak diinginkan, sebagai seorang yang berakal, tentu hal diatas
dapat diikuti, karena kita tidak akan merasa rugi jika kita mengikuti peraturan
tersebut.
5. Profil Masyarakat Desa Silalahi Nabolak
Ibu Tiar Boru Silalahi
adalah salah satu penduduk asli Desa Silalahi Nabolak Kabupaten Dairi. Kegiatan
sehari-harinya adalah membuat ulos Simalingun yang lebih dikenal dengan sebutan
Ulos Pangiring. Ibu Tiar membuat Ulos dengan sangat tradisional hanya
menggunakan nasi sebagai lem. Hal ini dilakukan diuntuk membiayai kehidupannya
sehari-hari. Ia dapat menghasilkan 3 renda ulos per harinya. Satu renda ulos
dihargai sebesar Rp.20.000,00,-
Selain
dibidang kerajinan tangan yaitu membuat ulos masyarakat Desa Silalahi Nabolak
Juga bertani (Padi, bawang), hal ini dikarenakan tanah Desa Silalahi ini subur
meskipun banyak erdapat bongkahan batu-batu besar, hal ini tidak menjadi
penghambat masyarakat Silalahi justru batu-batu itu dimanfaatkan untuk menahan
tanah agar tidak longsor, proses pertanian pun masih menggunakan alat-alat yang
sangat sederhana, jadi sangat nampak tradisionalnya,
menjadikan desa ini sangat asri.
Kemudian Nelayan, masyarakat Silalahi juga bermatapencaharian
sebagai nelayan, adapun hasil ikannya adalah ikan air tawar yaitu mujahir, ikan
emas, jurug dan masih banyak ikan-ikan lain dan sebagian lagi
bermatapencaharian sebagai Peternak.
Hasil pertanian ada yang
dijual di pasar didesa ini, dan ada juga yang dijual ke luar kota seperti
Medan, Pematang Siantar dan sbagainya. Masyarakat di desa Silalahi Nabolak ramah-ramah
dan senang menyambut kedatang Wisatawan, mereka dengan senang hati memberikan
informasi kepada kita tentang sejarah, maupun apasaja informasi yang menyangkut
tantang desa ini .
Reported by :
Agustinus Sembiring
Anisah Mardiana Siregar
Dirga Haryati Ritonga
Dwi Sri Sugeh Arti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar