Rabu, 04 Juni 2014



SILALAHI
1.      Daya Tarik Daerah Silalahi Nabolak

Bila mengunjungi Kabupaten Dairi, mungkin salah satu tempat yang ingin dikunjungi adalah Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo yang merupakan salah satu objek wisata di daerah itu. Namun sebenarnya Dairi masih memiliki potensi wisata yang juga sangat indah yang kaya pesona dan menyimpan banyak “rahasia alam” namun belum begitu dikelola dengan maksimal sehingga kawasan wisata Danau (Tao dalam bahasa Batak) Silalahi dan Desa Silalahi namanya tidak “setenar” TWI.

Indah dan menakjubkan, kata-kata itu pasti akan terucap dari mulut pengunjung yang baru pertama kali melihat Danau Silalahi yang terletak di Desa Silalahi Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi. Betapa tidak, danau yang merupakan bagian dari Danau Toba itu ternyata memiliki hamparan pantai yang sangat indah dan desa di sekitarnya menyimpan banyak cerita khas serta legenda-legenda Batak.

Hamparan pantai indah yang terbentang di sepanjang sisi pantai Danau Silalahi diperkirakan mencapai 28 Km sehingga sangat potensial untuk dijadikan arena olahraga pantai seperti volly pantai. Dalam suatu perbincangan dengan warga di Desa Silalahi belum lama ini terungkap, keunikan dan “rahasia alam” yang terdapat di Danau Silalahi dan Desa Silalahi sangat banyak.
Mulai dari palung terdalam di dunia dengan kedalaman 905 meter, Danau Silalahi yang berjarak 128 Km dari Kota Medan, juga kaya akan hasil ikan air tawar (ikan mas dan mujair), yang kelezatan dan proteinnya menurut masyarakat setempat melebihi ikan sejenis yang berasal dari Vietnam dan Thailand. Pesona lainnya yang dimiliki Danau  Silalahi, setiap tahunnya biasanya antara bulan Juni-Juli, ombak di danau tersebut mencapai tinggi 60-70 meter akibat tiupan angin kencang.
 “Pemandangan ombak tersebut biasanya dinantikan banyak turis baik lokal maupun mancanegara yang sengaja datang untuk menyaksikan keindahan ombak tersebut,” kata warga marga Silalahi tersebut. Ia menyebutkan, Bupati Dairi DR. MP Tumanggor sebenarnya memberikan perhatian yang sangat besar untuk mempromosikan dan mengembangkan Danau Silalahi menjadi salah satu objek wisata yang diminati dan ramai dikunjungi wisatawan.
“Bupati Dairi dalam rangka promosi sering membawa tamu-tamunya termasuk para pejabat pemerintah baik dari Propinsi Sumatera Utara maupun pejabat pemerintah pusat untuk mengunjungi Danau Silalahi,” paparnya. Memang saat ini banyak kendala yang dihadapi untuk mengembangkan Danau Silalahi menjadi kawasan wisata yang diminati wisatawan, seperti minimnya sarana penginapan serta perlunya penanganan kerusakan jalan antara Lae Pondom - Desa Silalahi sepanjang 9 Km.
Saat ini di Desa Silalahi hanya terdapat 2 tempat penginapan masing-masing Mess Pemkab Dairi dengan 18 kamar dan 2 hotel melati dengan fasilitas 20 kamar.
Selain itu bila saja dermaga ferry dibangun di Desa Silalahi sehingga kapal-kapal dari Parapat/Danau Toba dapat langsung merapat ke desa tersebut, diyakini akan banyak wisatawan yang berminat untuk menikmati keindahan Danau Silalahi serta berbagai keunikan dan cerita khas di Desa Silalahi.
Anggota DPRD Dairi Pardomuan Nauli Simanjuntak sangat mendukung pengembangan kawasan wisata Silalahi, dan menganjurkan agar Dinas Keparhub Dairi membuat semacam Pusat Informasi Wisata di Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo, sehingga potensi wisata yang ada di Dairi, termasuk Danau dan Desa Silalahi dapat disebar luaskan baik melalui brosur, maupun penjelasan yang diperoleh di Pusat Informasi Wisata kepada para pengunjung di TWI.
“TWI kan saat ini ramai dikunjungi wisatawan, namun setelah dari TWI kebanyakan pengunjung bingung mau kemana, sehingga ada baiknya Danau Silalahi dan Desa Silalahi juga dipromosikan sehingga para wisatawan dapat juga menikmati kawasan wisata tersebut,” harap Simanjuntak.
Sangat disayangkan memang Danau Silalahi dan Desa Silalahi yang menyimpan banyak pesona alam dan budaya, belum ditata dengan maksimal dan kurang mendapat perhatian dalam pengembangannya, sehingga “rahasia alam” yang terkandung di dalamnya belum diketahui banyak orang
2.      Sejarah Raja Silahisabungan
Raja silahisabungan, adalah generasi kelima dari si raja batak, merupakan anak ke-3 dari tuan sorbadibanua. Raja Silahisabungan, menikah di pangururan dengan pinta haomasan boru raja ambaton, punya satu anak dan satu orang boru. Anak lelakinya dinamakan Silahi, yang menurunkan marga silalahi, anak borunya dinamakan si boru nauli basa. Selanjutnya Raja Silahisabungan berkelana ke Pakpak Dairi, berbekal tanah dan air dari mata air 'Aekmual' di Lumban Silalahi,  Pangururan. Lumban Silalahi , sekarang dikenal dengan nama Kampung Silalahi Nagodang, Pangururan.

Ditanah pakpak Raja Silahisabungan  berhasil menyembuhkan isteri dari raja pakpak yang sakit, lalu menikah dengan boru Raja pakpak tersebut, yang bernama  Pingan Matio Boru    Padang  Batanghari dan punya 7 orang anak yaitu  LOHO (menurunkan marga Sihaloho), TUNGKIR (menurunkan marga Situngkir), SONDI (menurunkn marga Rumasondi), BUTAR (menurunkan marga Sinabutar), DEBANG (menurunkan marga Sidebang), BARIBA menurunkan marga Sinabariba/Sidabariba) , BATU (menurunkan marga Pintu Batu) . Daerah dimana mereka tinggal dan menetap dipakpak Dairi,  dinamakan Huta Lahi, sekarang dikenal dengan nama Silalahi Nabolak.

Berdasarkan Huta Lahi, Kampung  Silalahi Nabolak,  Dairi, pomparan anak-anak dari isteri ke-2 Raja Silahisabungan banyak yang menggunakan marga Silalahi  diperantauan, tanpa meninggalkan marga aslinya. contoh : Silalahi Sihaloho, Silalahi Situngkir, Silalahi Rumasondi, Silalahi Sinabutar, Silalahi Sidebang, Silalahi Sinabariba,Silalahi Pintu Batu.

Selanjutnya Raja Silahisabungan berkelana ke Sibisa, kemudian berhasil menyembuhkan Similingiling Boru Raja Mangarerak  yang sakit ,dan menikah dengan Similingiling boru raja mangarerak tersebut, punya satu anak dinamakan  Siraja Tambun Kemudian Raja Silahisabungan membawanya ke Lumban Silalahi, Pangururan. Setelah remaja, siraja tambun diajak Raja Silahisabungan ke huta lahi (Silalahi Nabolak) Dairi. Kemudian diajak lagi ke Lumban Silalahi, Pangururan. Setelah dewasa, Siraja Tambun kembali ke SIBISA untuk menjumpai ibu kandungnya

Sampai akhir hidupnya, Raja Silahisabngan mempunyai 3 orang isteri 9 orang anak, 1 orang boru
·         Dari isteri pertama, Pinta Haomasan Boru Raja Ambaton , 1 orang anak, 1 orang Boru.  : 
a.       SILAHI RAJA (SILALAHI) 
b.      BORU NAULI BASA 
·         Dari isteri kedua, Pinggan Matio Boru Padang Batanghari, 7  orang anak
1.      LOHO RAJA (SIHALOHO)
2.      TUNGKIR RAJA (SITUNGKIR)
3.      SONDI RAJA (SONDIRAJA)
4.      BUTAR RAJA (SINABUTAR)
5.      DEBANG RAJA (SIDEBANG)
6.      BARIBA RAJA (SIDABARIBA) 
7.      BATU RAJA (PINTUBATU) 
·         Dari isteri ke-3, Milingiling Boru Raja Mangarerak, 1 orang anak : 
1. SIRAJA TAMBUN (TAMBUNAN)

3.      Sejarah Tugu Raja Silahisabungan
Selain  keindahan  pantainya, Desa silalahi juga menonjol dengan keberadaan Tugu Raja Silahisabungan dengan keindahan reliefnya yang tergambar disekeliling tugu i tersebut. Sebelum tahu lebih banyak tentang wujud tugu tersebut, ada baiknya mengetahui bagaimana sejarah dibangunnya Tugu tersebut.
1.      Mubes I, tanggal 9 – 12 Desember 1967
Pada tanggal 9–12 Desember 1967 telah berlangsung musyawarah warga Silahisabungan di silalahi Nabolak yang dihadirkan utusan dari Kabupaten Diari, Karo, Simalungun, Tapanuli Utara/Samosir, Deli Serdang, Langkat, Kotamadya Medan dan Pematangsiantar. Musyawarah berjalan lancar aman dan tertib dilandasi rasa kekeluargaan dan cinta kasih yang yang paling hakiki. Pada mubes ini terbentuklah Panitia Pusat Tugu dan tarombo Silahisabungan disingkat menjadi PPTTS berpusat di Sidikalang dengan susunan Pengurus sebagai berikut :
1.      Ketua Umum : V.I SILALAHI / Bupati KDH TK. II Dairi
2.      Ketua I : Ph. SILALAHI
3.      Ketua II : S.A.S. Tambunan
4.      Ketua III : T.D. SILALAHI
5.      Ketua Umum : Gr.A. Tambunan
6.      Ketua I : S.D. SIPAYUNG, BA
7.      Ketua II : P. SILALAHI
8.      Ketua III : Gr. B. TAMBUNAN
9.      Bendahara Umum : St. J. SIJABAT
Peserta mubes ini telah sepakat menetapkan :
1.      Membangun Tugu Makam Raja Silahisabungan di Silalahi Nabolak
2.      Membentuk panitia Tarombo Raja Silahisabungan untuk menyusun turasi dan Tarombo Raja Silahisabungan.
3.      Motto “ Rao Renta Pomparan ni Raja Silahisabungan” sebagai semboyan warga Silahisabungan mengembangkan rasa persatuan dan kesatuan bagi keturunannya
Dengan disebar – luaskan keputusan mubes I oleh Panitia Pusat maka terbentuklah Sub Panitia di Beberapa daerah. Di kota madya Pematangsiantar terbentuk Sub Panitia Tugu Tarombo Silahisabungan, dengan Susunan Pengurus sebagai berikut:
1.      Ketua Umum : Gr. PETRUS SILALAHI
2.      Ketua I : Gr. TUAN ASAL SILALAHI
3.      Ketua II : Drs. JONIA SIHALOHO
4.      Ketua III : CONSTAN SILALAHI
5.      Sekretaris I : WONGSO SILALAHI
6.      Sekretaris II : JABANGSA SIHALOHO
7.      Sekretaris Iii : SONTANG SILALAHI
8.      Bendahara I : M.Ch. SIPAYUNG
Demikian juga didaerah – daerah lain terbentuk Sub Panitia yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Setiap Sub panitia berusaha mengumpul Turasi dan Tarombo Silahisabungan untuk dibawa pada Mubes II sesuai dengan anjuran Panitia Pusat.
2.      Mubes II , tanggal 26 – 28 Agustus 1968
Sesuai dengan jadwal yang ditetapkan Panitia Pusat pada tanggal 26–28 Agustus 1968 dilaksanakan Musyawarah Besar warga Silahisabungan ke–2 di Silalahi Nabolak. Musyawarah Besar ke 2 ini berjalan alto dan mengarukan karena ada kelompok yang meninggalkan sidang sebelum ada pembahasan dan keputusan mengenai Turasi dan Tarombo Raja Silahisabungan .
Ketua umum V. I. Silalahi dan peserta sidang merasa kaget mendengar tuntutan dan alasan guru tuan asal Silalahi (utusan warga Silalahi dari Tolping) yang meminta agar Panitia lebih dahulu mengakui Silahiraja atau Silalahiraja menjadi anak pertama Silahisabungan dan apabila Drs Jonia Sihaloho dan Jabangsa Sihaloho sebagai Pengurus Sub Panitia Pematangsiantar diterima membacakan Turasi dan Tarombo Silahisabungan menjadi utusan dari Parbaba Samosir kelompok, Silahiraja dari Tolping dan Pangururan akan meninggalkan sidang musyawarah ini .

Walaupun berbagai usaha pendekatan dilakukan Panitia Pusat dan marga tambunan, kelompok yang menyatakan dirinya Silahiraja atau Silahiraja tetap tega meinggalkan sidang dengan menitipkan Turasi dan Tarombo Silahisabungan untuk dibacakan Drs. Kerenius Tambunan dan Sebagai bahan pertimbangan bagi perumus Turasi dan Tarombo Silahisabungan.

Musyawarah Besar Ke – 2 dilaksanakan terus dengan lebih dahulu semua peserta mengucapkan isi Poda Sagu–sagu marlangan sebagai suatu ikrar bahwa apa yang diputuskan Musyawarah adalah keputusan yang berlaku bagi warga Silahisabungan. Dan Poda Sagu–sagu Marlangan yang menjadi Falsafah hidup hubungan marga Silalahi dengan marga Tambun/tambunan menjadi titik tolak perumusan Turasi dan Tarombo Silahisabungan. Setelah bersidang 2 hari 2 malam dan mengadakan pembahasan/perumusan Turasi dan Tarombo Mubes ke – 2 berhasil menetapkan 4 keputusan yakni:
  1. Tarombo Silahisabungan, bertitik tolak dari poda sagu–sagu marlangan, Isteri Raja Silahisabungan 3 (tiga) orang dan anaknya 9 (delapan) orang. Puterinya 1 (satu) orang.
  2. Tugu Makam Raja Silahisabungan dibangun di Maras silalahi Nabolak dan Tugu Duplikat akan dibangun di Tambunan.
  3. Bersifat Anjuran, Terutama terhadap marga Doloksaribu, Sinurrat dan Nadapdap agar memakai
  4. Silalahi atau Tambunan dimuka marganya untuk memurnikan Poda Sagu–sagu Marlangan. TurasiTurasi diserahkan kepada seksi Tarombo untuk mengadakan penelitian agar perbedaan pendapat dapat disatukan dan mata rantai yang terputus antara masing–masing Turasi dapat dihubungkan.
Dengan adanya keputusan diatas maka pembangunan Tugu Makam Raja Silahisabungan dimulai yang dijadwalkan peletakan Batu pertama bulan Januari 1969. dan penyusunan Tarombo Raja Silahisabungan dilanjutkan sesuai dengan Turasi ( berita ) yang masuk dan hasil penilaian seksi Tarombo.



4.  Dokumentasi Desa Silalahi Nabolak














Gapura Tugu Raja Silahisabungan                                        Tugu Raja Silahisabungan













Rumah Bolon Silahisabungan                                                 Ukiran Dinding Tugu













Patung Tambun Raja                                                  Pintu tulang belulang Raja Silahisabungan


















Nama Keturunan Raja Silahi Sabungan yag terletak didinding belakang Tugu.

Rermputan yang terletak dibelakang Tugu Raja Silahisabungan


Gambar disamping adalah pemandangan yang tampak dari Tugu Raja Silahi. Gunung tampak sangat jelas dan sangat indah sangat cocok untuk pamandangan saat berfoto





Gambar disamping adalah pemandangan pantai disebelah belakang kiri tugu Raja. Pantainya mempunyai angin yang sangat sejuk, dan bebatuan yang besar yang menambah keindahan pantai, bebatuan dapat juga dipergunakan sebagai tempat berfoto yang tepat. Air yang jernih membuat ikan-ikan tampak jelas berlarian. Dari pantai ini tampak jelas gunung danau toba yang sangat indah.


Gambar disamping adalah  foto kelompok di Pamplet Kecamatan SilahiSabungan.
Gambar disamping adalah Agustinus (paling kiri), Dwi (Sebelah kiri Agustinus), Anisah (paling kanan), dan Dirga (sebelah kanan Anisah).



Kondisi jalan menuju Tugu silalahi, yang cukup baik namun masih perlu diperbaiki.

Pada saat memasuki area Tugu Raja Silahisabungan ada beberapa hal yang harus diperhatikan para pengunjung, diantaranya:
1.      Pada saat memasuki area kita diwajibkan untuk menjaga sikap dan menjaga perkataan, jangan membuat suasana menjadi berisik dan kacau karena hal ini akan mengganggu ketenagan Raja
2.      Pada saat memasuki area tugu diwajibkan bagi pengunjung yang berambut panjang mengikat atau menggulung rambutnya, karena menurut cerita, Raja Silahisabungan tidak menyukai rambut yang digerai
3.      Pada saat memasuki daerah tugu kita diwajibkan untuk membuka alas kaki sebagai tanda hormat saat memasuki rumahnya.
Hal tersebut diatas adalah hal-hal yang harus dipatuhi, karena percaya tidak percaya jika kita melanggar akan mendapatkan sesuatu yang tentu saja tidak diinginkan, sebagai seorang yang berakal, tentu hal diatas dapat diikuti, karena kita tidak akan merasa rugi jika kita mengikuti peraturan tersebut.


5.      Profil Masyarakat Desa Silalahi Nabolak
Ibu Tiar Boru Silalahi adalah salah satu penduduk asli Desa Silalahi Nabolak Kabupaten Dairi. Kegiatan sehari-harinya adalah membuat ulos Simalingun yang lebih dikenal dengan sebutan Ulos Pangiring. Ibu Tiar membuat Ulos dengan sangat tradisional hanya menggunakan nasi sebagai lem. Hal ini dilakukan diuntuk membiayai kehidupannya sehari-hari. Ia dapat menghasilkan 3 renda ulos per harinya. Satu renda ulos dihargai sebesar Rp.20.000,00,-

Selain dibidang kerajinan tangan yaitu membuat ulos masyarakat Desa Silalahi Nabolak Juga bertani (Padi, bawang), hal ini dikarenakan tanah Desa Silalahi ini subur meskipun banyak erdapat bongkahan batu-batu besar, hal ini tidak menjadi penghambat masyarakat Silalahi justru batu-batu itu dimanfaatkan untuk menahan tanah agar tidak longsor, proses pertanian pun masih menggunakan alat-alat yang sangat sederhana, jadi sangat  nampak tradisionalnya, menjadikan desa ini sangat asri.
Kemudian Nelayan, masyarakat Silalahi juga bermatapencaharian sebagai nelayan, adapun hasil ikannya adalah ikan air tawar yaitu mujahir, ikan emas, jurug dan masih banyak ikan-ikan lain dan sebagian lagi bermatapencaharian sebagai Peternak.












Hasil pertanian  ada yang dijual di pasar didesa ini, dan ada juga yang dijual ke luar kota seperti Medan, Pematang Siantar dan sbagainya. Masyarakat di desa Silalahi Nabolak ramah-ramah dan senang menyambut kedatang Wisatawan, mereka dengan senang hati memberikan informasi kepada kita tentang sejarah, maupun apasaja informasi yang menyangkut tantang desa ini .

Reported by :
Agustinus Sembiring
Anisah Mardiana Siregar
Dirga Haryati Ritonga
Dwi Sri Sugeh Arti












Tidak ada komentar:

Posting Komentar