Rabu, 04 Juni 2014



TAMAN ALAM LUMBINI
Rombongan berangkat dari kampus Universitas Negeri Medan pukul 07.30 WIB dan sampai di Taman Lumbini pukul 10.30 WIB.
Taman Lumbini terletak di Desa Tongkoh, Kecamatan Dolat Rayat di Kaki Gunung Sibayak. Taman Lumbini resmi dibuka untuk umum pada Oktober 2010. Nama “Lumbini” merupakan nama tempat di kaki gunung Himalaya (Wilayah Nepal). Taman Alam Lumbini tercatat memegang dua rekor MURI yaitu Pagoda tertinggi di Indonesia (rekor pertama) dan kebaktian dihadiri bhiku terbanyak (rekor kedua).

Taman Lumbini memiliki jarak sekitar 8 km dari kota Berastagi,dan 55 km dari Kota Medan. Taman Lumbini memiliki luas 3 Ha. Daya tarik utama dari taman Lumbini adalah Replika Pagoda Shwedagon yang ada di Myanmar. Tinggi pagoda 46,80 m, yang merupakan tertinggi di Indonesia. Taman Lumbini ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan Puja Bakti selain rekreasi tentunya.
Jam Operasional:
-          Senin-Jumat                         : 09.00 - 18.00 WIB
-          Sabtu-Minggu          : 09.00 - 20.00 WIB

Hampir keseluruhan warna di Pagoda Taman Alam Lumbini mempunyai warna keemasan dan inilah yang membuat jadi terlihat megah dan mewah. Di bawahnya ada gelang ornamen emas dan Pagoda tersebut terdapat empat ruang Buddha berukuran sedang pada bagian tengah yang menghadap ke empat sisi ruangan, dan pada bagian tengahnya dijadikan sebagai lokasi bagi pengunjung yang hendak bersembahyang. Mengunjungi taman ini membawa pengunjung serasa sedang berada di Bangkok,Thailand dengan konsep bangunan yang berwarna emas, patung gajah di sekelilingnya dan bendera Buddhist.

Dalam pagoda itu tersimpan sebanyak 2.958 rupang Buddha, 30 rupang Arahat dan 108 relif suci serta hampir seluruhnya dibawa langsung dari Myanmar, termasuk puncak pagoda setinggi 46,8 meter di atas stupa.
Memasuki gerbang utama, setelah mengisi buku tamu, Nampak terhampar pelataran yang bersih dan luas tepat di depan pagoda yang berdiri megah berwarna keemasan dengan menara menjulang tinggi ke langit. Pagoda ini memiliki empat pintu besar yang seluruhnya berhiaskan ornament yang indah dan sangat detil. Dinding tembok mengelilingi bangunan utama menjadikan pagoda ini terlihat gagah dan kokoh namun tetap terasa hening dan nyaman.
Sesampainya di area Pagoda, seolah disambut oleh kemegahan Replika Pagoda Shwedagon yang bercat emas dengan arsitektur yang begitu indah. Relief-relief unik dan patung-patung Buddha menghiasi bangunan utama Pagoda ini. Di sebelah kiri bangunan utama Pagoda, terdapat sebuah menara yang memiliki puncak berbentuk bekisar. Di bawahnya terdapat hiasan sulur berupa gelang-gelang emas sepanjang 1,5 meter. Di puncak Pagoda, terdapat puluhan lonceng sebagai penghias yang akan berdentang jika tertiup angin.
Pengunjung di sini tidak hanya mereka yang beragama Buddha saja, Bangunan ini tiap harinya banyak dikunjungi wisatawan lokal, asia sampai eropa. Daerahnya yang indahan dan kesejukan di dataran tinggi seperti di daerah Lembang, Jawa Barat menjadi daya tarik tersendiri. Ditambah lagi dari pihak pengelola yang sangat menghargai kebersihan dan tidak ada dipungut bayaran untuk masuk menikmati keindahan Taman Alam Lumbini ini.
Diluar itu banyak yang tertarik dengan keindahan arsitektur pagoda ini serta keindahan taman alam yang mengelilinginya di tengah-tengah hawa sejuk Brastagi.

Untuk memasuki pagoda, kita tidak dipungut biaya, tapi harus mematuhi peraturan tertentu serta melepaskan alas kaki, dan tidak boleh memotret menggunakan blitz, tidak diizinkan makan dan minum di dalam areal tersebut dan tentu saja tidak boleh berisik karena akan mengganggu mereka yang datang untuk sembahyang. Seperti halnya berada di dalam tempat ibadah Buddha lainnya, Anda akan langsung mencium harumnya bakaran hio. Itulah kenapa meski di dalam pagoda dipadati pengunjung, tetap terasa suasana yang tenang dan damai. Di area pagoda, baik di luar maupun di dalamnya kita bisa jumpai para bhiku yang lalu lalang. Baik bhiku yang sudah berumur maupun mereka yang masih sangat muda. Dengan santun dan ramah para bhiku ini tersenyum saat berpapasan dengan para pengunjung.

Meski tidak dikenakan biaya sedikitpun, objek wisata ini patut menjadi contoh. Karena segala fasilitas umum yang disediakan disitu sangat terawat dan bersih. Mulai dari toilet, fasilitas pelayanan informasi, taman-taman rekreasi, permainan anak-anak, jembatan gantung sebagai infrastruktur penyeberang di taman, ditata indah dan disesuaikan dengan suasana hutan alam di sekelilingnya. Ini menunjukkan bahwa tempat ini dikelola secara profesional. Terdapat taman-taman bunga serta berbagai jenis pohon langka di sekitar jurang di bawah pagoda emas serta arena bermain anak-anak, sehingga pengunjung bisa menikmati suasana rekreasi alam yang sehat lewat berbagai alat olah raga kebugaran yang tersedia. Begitu juga fasilitas penunjang lainnya untuk kebutuhan pengunjung,pengelola telah mempersiapkan sejumlah toko-toko kecil (kios) menjual souvenir, makanan ringan dan menjual pulsa.

A.    Bagian Dalam Pagoda.
Untuk masuk kedalam, kita harus melewati beberapa anak tangga untuk menuju bangunan utama. Tepat di bagian tengah sebelum pintu masuk terdapat tempat untuk membakar shio. Sedang pada pojok kanan dan kirinya terdapat sebuah lonceng besar dan satunya lagi seperti beduk yang pendek. Suasana di dalam pagoda di dominasi dengan warna  merah dan terdapat empat patung budha yang berbeda-beda pada empat sisi altarnya.

Pada bagian tengah terdapat patung Varada welas asih atau pemberian berkah ini juga berarti semoga harapan umat terpenuhi. Pada sisi lainnya terdapat patung Dhammacakka Mudra yang memberikan kutbah pertama pada 5 biksu pertama di taman Rusa Isapatana Benaes, hal ini merupakan berkah pertama yang tak ternilai. Sisi berikutnya adalah Bhumiphassa Mudra yang bermakna pencerahan Budha dibawah pohon Bodhi ketika beliau memanggil bumi sebagai saksi keberhasilan beliau mengatasi penghalangdari mara saat bermeditasi pada kebenaran.

Sedang sisi yang terakhir adalah Jhana Mudra yang menunjukan bahwa Budha didalam meditasinya memiliki pikiran yang berada pada kondisi yang paling murni. Pada saat bersamaan, pengetahuannya berada pada kondisi paling cerdas dan tanpa batas. Mudra ini juga menunjukan betapa pentingnya meditasi dalam agama Budha.

Keseluruhan patung Mudra itu diapit oleh patung Budha ukuran mini yang tersusun pada kerucut besar berwarna merah nan indah. Wajar saja Banyak wisatawan dari agama lain yang ke sini untuk sekedar berfoto.
B.     Bagian Taman
Didalam taman yang tertata rapih dan indah ini juga terdapat jembatan gantung  yang cukup panjang, dan di bawah jembatan ini juga terdapat taman indah dengan berbagai pohon dan bunga. Jika takut melewati jembatan gantung, kita juga bisa melewati anak tangga yang menuntun kita ke bawah untuk menikmati keasrian taman. Lebihnya lagi di taman ini juga terdapat beberapa gazebo untuk bersantai atau untuk sekedar melepas lelah.
Jika diperhatikan, semua pengunjung dapat dipastikan tidak akan melewatkan momen berfotoria dengan latar belakang pagoda ini. Termasuk saya pribadi tidak melewatkan momen indah dan mengemasnya dalam bidikan kamera. Rasanya nuansa dan kesan seperti di luar negeri saja saat melihat di layar LCD hasil bidikan kamera. Kesan seperti di luar negeri ini bisa dibilang bukan omong kosong belaka. Ini terbukti saat saya kembali ke Jakarta dan menunjukkan foto pagoda ini kepada teman-teman dan mereka tidak menyangka kalau pagoda yang megah ini ada di Brastagi, Sumatra Utara. Mereka pikir itu di Thailand atau Myanmar!
Kehadiran pagoda ini memang tidak dapat dipungkiri membawa suasana dan nuansa baru di daerah wisata Brastagi yang dikenal karena kesejukan dan keindahan panorama alamnya. Karena keunikannya ini, meski tidak pernah mempromosikan keberadaannya nyatanya Taman Alam Lumbini ini selalu ramai wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri. Para pengunjung ini kebanyakan mendapatkan informasi tentang objek wisata Taman Alam Lumbini dari teman yang pernah berkunjung. Bahkan ada yang mendapat informasi dari jejaring sosial.


LAMPIRAN FOTO
Bagian Depan Taman Alam Lumbini

\







 







Bagian Pelataran Taman Alam Lumbini










 











 
                                                                                                               





 









Bagian Taman
Reported by :
Arief Fradiansyah Lubis
Ery Dhunant Manurung
Herlina Simanjuntak
May Lenny Damanik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar